Jumat, 08 Januari 2016

Pertarungan Melawan Jin Kuntilanak

Namaku Azi aku seorang pelajar di SMA Alalak. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 10 waktu itu aku datang ke sekolah pagi sekali pukul 06.25 karena banyak tugas yang harus ku selesaikan hari itu juga. Hanya aku seorang diri di dalam kelas. Suasananya sangat hening tidak ada bunyi sedikit pun. Tiba-tiba terdengar suara seperti perempuan tertawa. Bulu kudukku langsung berdiri. Sepertinya suara itu datang dari belakang sekolahan.
Ku beranikan diri untuk memastikan ada apa di sana. Sedikit demi sedikit ku tengok di balik jendela ternyata ada sosok perempuan memakai baju merah berambut panjang acak-acakan sedang memakan ayam hidup-hidup. Terus ku pantau sosok itu dan aku sangat terkejut dia malah menatapku. Mukanya separuh hancur dan berlumuran darah. Aku sangat ketakutan dan dia berkata, “Kau akan mati!” dan sosok itu pergi ke semak-semak dan menghilang.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.10 beberapa temanku sudah datang. Aku tidak ingin menceritakan kejadian yang ku alami tadi karena mereka pasti tidak mempercayaiku. Jam pelajaran pun dimulai. Saat guru menjelaskan aku mendengar suara cekikikan itu lagi. Aku pun jadi tidak konsentrasi, ku tanya teman sebangku.
“kau dengar gak suara perempuan tertawa seperti kuntilanak?”
“Aku tidak mendengar apa pun selain suara guru.” Tuturnya. Aku pun langsung terdiam.
Jam sudah berakhir karena saat itu sekolah kami mengadakan ulangan. Semua teman-teman sudah pulang semua aku kembali mengerjakan tugas yang belum selesai tadi dengan hati yang berdegup-degup. Suara itu terdengar lagi di telingaku. Bulu kuduku kembali berdiri, dan ada sosok merayap dari jendela memasuki kelas. Aku langsung terdiam kaku. Dia semakin mendekatiku dengan kuku panjangnya.
Ku coba menggunakan ilmu dalam yang diajarkan guru silatku. Ternyata berhasil sosok itu langsung terpental dan dia kembali menyerang dan serangannya mengenai wajahku. Banyak sekali darah mengalir di wajahku. Ku coba untuk memanggil Tuan guruku untuk meminta pertolongan dengan tenang dalam memanggil namanya dan membaca mantra pemanggil.
Ku coba mengulur waktu dengan kekuatan yang masih tersisa. Tak lama Tuan Guru dan segerombolan muridnya berdatangan dan langsung menyerang sosok jahat itu dengan tenaga dalam mereka sosok itu sudah tidak bisa bergerak lagi. Karena dia mengganggu manusia jadi Tuan Guru langsung memasukkan sosok itu ke dalam cincin sakti miliknya. Dengan segera teman-teman langsung mengobatiku lukaku dan membawaku pulang.

Tamat

Cerpen Karangan: Ahmad Fahrurozi
Sumber : cerpenmu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar